Tuhan memang Maha Kuasa, Dia menciptakan Bumi ini begitu indah dengan detail yang ada di atasnya. Ini kami rasakan sendiri saat kami mengadakan perkemahan di daerah Gunung Salak, Bogor, Jawa Barat. Tingginya deretan pohon pinus yang besar menggantikan gedung pencakar langit di mata kami membuat kami merasakan keindahan muka bumi secara nyata sedangkan hijaunya sejauh mata memandang dan jauhnya dari pusat pemukiman warga, apalagi gedung pencakar langit membuat kami benar-benar lupa dengan keadaan kota yang hingar bingar. Kami pangkalan Bratakarya berangkat pada hari Jum’at 17 Desember 2010 dari pangkalan kami SMP Makarya Jakarta menggunakan sewaan angkutan umum dan pada pukul 14.00 kami tiba di tempat tujuan dengan suka cita. Pemandangan disini sangatlah memukau dengan diiringi suara gemericik air dari sungai jernih yang mengalir tidak jauh dari tempat kami akan berkemah, persis bersebelahan.
Sesampainya disana kami langsung mendirikan tenda karena kami takut nanti hujan karena langit sore itu sudah mendung. Kami mendirikan 4 tenda yang salah satunya dipakai oleh pangkalan lain, yaa pangkalan Paskhas Maut 153 yang juga merupakan eks pangkalan kakak-kakak yang mengajar di pangkalan kami sekarang, yaitu Bratakarya.
Pada hari kedua kami langsung bersiap melakukan treking naik ke kawasan Arca Domas. Arca Domas adalah situs megalitikum yang berada di daerah perbatasan antara Gunung Salak dan Sukabumi. Kami naik keatas dengan sedikit perjuangan karena kami harus melewati beberapa pemukiman, kebun dan sawah milik warga dan juga jalan setapak yang sangat jarang dilewati orang.
Sesampainya kami disana disambut hangat oleh warga yang menjaga dan merawat situs tersebut. Kami tidak dapat membayangkan hidup jauh dari pemukiman warga lain apalagi pusat kota. Betapa sulitnya memenuhi kebutuhan jika hidup seperti kami yang sudah terbiasa hidup di kota. Kami diceritakan sejarah oleh salah satu bapak yang tinggal disana (kami lupa namanya…maaf yaa pak…hehehe). Mereka juga bercerita betapa kurangnya perhatian pemerintah terhadap situs yang mereka jaga tersebut. Ini bisa dirasakan dengan tidak adanya MCK di daerah tempat tinggal mereka yang seharusnya dilengkapi karena bertugas mulia dengan menjaga situs peninggalan sejarah yang terpencil di tengah hutan tersebut.
Rasa syukur pun tanpa sadar menghampiri diri kami yang ternyata masih banyak yang hidup dibawah. Cerita itu kami anggap sebagai pelajaran sejarah yang kami dapat bukan dari bangku sekolah melainkan melalui kegiatan Pramuka SMP Makarya, Pangkalan kami tercinta, Bratakarya.
Hari terakhir, yaitu 19 Desember 2010. Acara kami hanyalah upacara penutupan, upacara pelantikan dan merapikan arena kemah karena kami hanya berkemah selama 3 hri 2 malam. Pada hari terkahir ini kami merasakn rasa yang cukup aneh karena pada hari pertama yang kami rasakan adalah ingin pulang karena suasana yang tidak senyaman di rumah. Tapi kami merasakan ingin masih berada disini ketika hari terkhir ini.
Upacara pun berjalan khidmat karena mulai dilaksanakan saat matahari belum terbit, dan juga upacara kami lakukan di sungai yang memang tidak dalam tapi cukup dingan, tetapi yaa dinginnya sungai tidak mempengaruhi perasaan kami. Ide untuk melaksanakan upacara di sungai adalah ide dari Kak Adi. Yaa memang banyak ide gila beliau yang kreatif, kakak alumni yang lain juga mengakui hal itu.
Akhirnya acara selesai dan kami bersiap pulang. Kami sempat menumpang kendaraan terbuka untuk turun sampai ke depan IPB karena kendaraan yang kami sewa tak kunjung datang. Akhirnya kami sampai dengan selamat, senang dan pengalaman yang baru kami alami.
Terima kasih kepada pihak yang telah terlibat, Kak Adi, Kak Jun, Kak Yudi, Kak Adhit, Kak Alex yang tidak bisa ikut karena tuntutan pekerjaan ( sabar yaa ka..makanya kapan - kapan ikut..hehehe), Pak Wajilan, Pak Suryanta, warga penjaga situs Megalitik Arca Domas dan pihak lain yang tentu tidak dapat kami sebutkan semua.